CONTOH PERBANDINGAN DUA PRODUK DALAM IKLAN
Dalam periklanan tidak sedikit produk yang secara halus maupun terang-terangan menunjukkan persaingan untuk mendapatkan pembeli terbanyak. Berikut adalah hasil pengamatan saya tentang dua produk minuman berenergi yang cukup Terkenal di Indonesia. Artikel ini adalah bagian dari TAS Makul Periklanan untuk mahasiswa Komunikasi semester 3.
Periklanan Perbandingan Dua Produk
Minuman
energi adalah jenis minuman yang ditujukan untuk menambah energi seseorang yang
meminumnya. Bagi beberapa kalangan minuman berenergi diminum dengan bertujuan
untuk mencegah kantuk. Jika umumnya di luar negeri minuman berenergi
digolongkan sebagai minuman ringan. Maka di Indonesia minuman energi termasuk
kedalam golongan minuman kesehatan.
Umumnya,
minuman energi dipasarkan dalam bentuk botol kecil yang siap minum. Namun di
Indonesia dipelopori oleh extra joss dengan tujuan menekan harga jual dengan
membuat minuman energi dalam bentuk serbuk yang dikemas dalam sachet. Hal
inilah yang membuat minuman energi menjadi laku dipasaran karena harganya
menjadi terjangkau.
Produk
minuman energi di Indonesia dikuasai oleh dua PT besar yaitu Bintang Toedjoe
dan Sido Muncul. Dua produk mereka adalah Kuku Bima Ener G dan Extra Joss. Dua
produk itu saling bersaing untuk membuat produk mereka laku dipasaran. Tak
jarang iklan mereka bersifat saling menjatuhkan. Berikut adalah sejarah singkat
kedua produk.
Extra
Joss lahir pada 14 Agustus 1994. Kelahirannya dipicu oleh pemikiran bahwa
semakin hari semakin banyak orang yang membutuhkan minuman energi / minuman
kesehatan termasuk dari kalangan status ekonomi sosial (SES) menengah ke bawah.
Masalahnya pada waktu itu harga jual produk minuman energi yang ada belum
terjangkau golongan ekonomi menengah ke bawah karena belum ada pemain pasar
yang membuat terobosan agar menjadi harga produk lebih terjangkau.
Mengingat
kompetensi inti PT Bintang Toedjoe (B7) terletak pada obat-obatan farmasi
berbentuk serbuk dan dikemas di dalam sachet maka B7 bermaksud menyajikan
minuman kesehatan serbuk dalam kemasan sachet pula. Dengan begitu B7 mampu
menekan biaya penjualan karena produk tidak memerlukan kemasan botol dan
transportasi lebih efisien.
Ide
nama Extra Joss diperoleh karena mudah diingat, sederhana, berkesan segar
dengan dua huruf "s" ganda yang kuat dan personality-nya cocok dengan
produk sachet ini.
Kata "joss" berasal dari dialek pergaulan masyarakat Surabaya yang
dikenal suka bersuara lantang dan blak-blakan. Di sana "joss"
bermakna manjur atau oke. Tidak mengherankan bila B7 kemudian memilih Jawa
Timur sebagai lokasi peluncuran perdana produk Extra Joss.
Penayangan
TV komersial dan radio dengan slogan terkenal "Ini biangnya. Buat apa beli
botolnya?" membuat produk Extra Joss mengalami boom sehingga terjadi
kehabisan stok dimana-mana dan memacu pabrik beroperasi non-stop.Begitu sukses
menembus kalangan man of street, citra Extra Joss kemudian ditingkatkan ke
kalangan menengah ke atas, sembari menunjukkan kebesaran dan kekuatannya. Extra
Joss Biang 2000, ikut mewarnai tema pergantian ke abad yang baru.
Di
tahun 2001, Extra Joss kemudian dikomunikasikan sebagai menembus impian dan
emosi masyarakat dengan memakai tajuk Generasi Biang (Genbi). Tampillah
kemudian sosok-sosok yang dianggap sebagai Generasi Biang sebagai cerminan
personifikasi Extra Joss yang maju dan anti kemapanan, misalnya : Ahmad Dhani
dari grup musik Dewa, Sujiwo Tejo, Melly Goeslaw, Sarah Sechan, Taufik Hidayat
(atlet bulutangkis), dan Lisa Rumbewas (atlet angkat besi wanita) sebagai
simbol Generasi Biang (Genbi).
Pada pesta Piala Dunia 2002, Extra Joss mengundang pemain sepak bola
terkenal dari Italia, Alessandro Del Piero menjadi bintang iklannya dan
meningkatkan brand image Extra Joss ke taraf internasional.Pada even Piala
Dunia 2006, Extra Joss kembali mengundang pemain sepak bola asal Portugal yang
bergabung dalam klub Manchester United yakni Cristiano Ronaldo sebagai endorser
Extra Joss, yang datang ke Indonesia juga dalam rangka peduli kemanusiaan untuk
korban tsunami Aceh.
Berbagai penghargaan diperoleh Extra Joss pada tahun 2006. Setelah meraih
penghargaan Superbrand Awards tahun 2004, Extra Joss kembali dinobatkan sebagai
merek populer untuk kategori minuman energi 2006. Penghargaan ini diberikan The
Indonesia Best Brand Award (IBBA). Di tahun 2009, Extra Joss menerima 3
penghargaan bergengsi, yaitu : Best Brand Platinum 2009 dari SWA dan Mars
karena telah memenangkan IBBA 7 tahun berturut-turut, Indonesia Customer
Satisfaction Award 2009 dari SWA dan Frontier, serta The Most Powerful
Distribution Performance 2009 dari SWA dan Majalah Mix.
Segala upaya pengembangan Extra Joss hingga mencapai posisi terdepan
kategori minuman kesehatan atau minuman energi, tidak lepas dari profesionalisme dan dukungan
berbagai pihak, mulai dari tim internal B7, tim distributor, para agen saluran
distribusi, kreatif periklanan serta media massa, aparat pemerintahan, dan yang
terbesar, konsumen minuman berenergi di Indonesia. Extra Joss bangga menjadi
salah satu icon brand kebanggaan bangsa Indonesia.
Dan kini Extra Joss tidak hanya bisa dinikmati oleh masyarakat Indonesia,
tapi produk ini sudah merambah pasar international seperti Thailand, Filipina,
Vietnam, dan Malaysia. Bahkan di Filipina Extra Joss menguasai 80% dari pangsa
pasar. Ini membuktikan bahwa produk ini memiliki kualitas dan mampu bersaing. (sumber:
situs resmi Bintang Toedjoe)
Sedangkan
untuk Kuku Bima Ener G adalah merek dagang dari minuman energi
produksi PT Sido Muncul. Sebagai suplemen yang bermanfaat untuk membantu
memulihkan stamina dan menyegarkan tubuh. Produk minuman energi ini diluncurkan pada
tahun 2004, dengan memunculkan para olahragawan, selebriti dan tokoh nasional.
Chris John, Muhammad Rachman, Ade Rai, Donny Kusuma, Rieke Dyah Pitaloka, Vega
Darwanti, Trio Macan, Mbah Maridjan, dan lain-lain.
Dalam peluncurannya, Kuku Bima Ener-G memecahkan mitos bahwa minuman energi
selalu berwarna kuning, dengan rasa yang serupa. Berbagai varian Kuku Bima
Ener-G terdiri dari macam-macam rasa dan warna, dengan kandungan yang tak jauh
dari produk serupa, yakni kafein.
Sebagai pendatang baru dengan menawarkan diferensiasi dari beragam rasa,
penjualan Kuku Bima Ener-G terus saja membengkak. Target penjualan pada tahun
2007 sebesar satu miliar sachet dapat terlampaui. Pada tahun ini pula
Kuku Bima Ener-G dapat merebut pangsa pasar sebesar 11,8 % yang menempati
posisi ketiga top brand minuman energi yang ada setelah Extra Joss (45,6%) dan Hemviton
(20,2%)(sumber : AC Nielsen).
Pada bulan Juli 2008, penjualan Kuku Bima Ener-G menyentuh angka tertinggi,
yakni 200 juta saset per bulan. Padahal, pada awal diluncurkan, Kuku Bima
Ener-G hanya mampu terjual 5 juta saset per bulannya.
Saat ini, dunia persaingan minuman energi sangat ketat. Hal ini dapat
dilihat dari ‘perang’ minuman energi yang ditayangkan di televisi, baik dalam
bentuk iklan, talkshow, dan termasuk membagi-bagikan hadiah khususnya dalam
acara-acara olah raga. Tiga macam minuman energi Top Brand(Extra joss, Hemaviton, Kuku Bima Ener-G)
seolah-olah bertempur tiada henti dalam upayanya mempengaruhi mind set pelanggan dan kemudian tergerak untuk membelinya.
PT Sido Muncul merupakan pelopor pengubah image mengenai minuman energi yaitu produk
minuman energi harus berwarna kuning dengan rasa yang agak masam. Sebagai
langkah pengubah image tersebut, diproduksilah Kuku Bima dengan berbagai varian rasa. Dampak dari
inovasi tersebut ternyata mendapat respon pasar yang sangat baik. Oleh
karenaya, PT Sido Muncul semakin giat berinovasi dengan menambahakan varian
rasa baru pada produknya.
Kuku Bima Ener-G sebenarnya lebih mudah diterima pasar karena produk ini
menggunakan merek yang telah dikenal konsumen, yaitu dari produk Kuku Bima TL
(kategori jamu). Kuku Bima TL telah meraih beberapa penghargaan yaitu Best
Brand dan ICSA (Indonesia Customer
Satisfaction Award) 2002. Keseluruhan award yang telah
dicapai tersebut memberi dampak positif pada Kuku Bima Ener-G. Hal ini karena
Kuku Bima Ener-G tidak perlu bersusah payah untuk membangun brand.
Dampak dari marketing mix yang dijalankan PT Sido Muncul pada Kuku Bima Ener-G benar-benar dapat
terlihat ketika Kuku Bima Ener-G menyandang gelar Top Brand 2008. Kuku
Bima pun mampu memasok 65% dari total omzet PT Sido Muncul.
Persaingan
cukup ketat antar dua produk tersebut terjadi saat Kuku Bima Energi menampilkan
iklan minuman berenergi yang memiliki banyak variasi rasa. Sedangkan Extra Joss
hanya mempunyai dua varian rasa. Persaingan iklan yang tidak sehat sangat
menonjol dalam iklan Extra Joss dengan jargon mereka ‘Laki nggak minum rasa-rasa, Laki minum Extra Joss’.
Dalam
cuplikan iklan ini memperlihatkan tiga orang pekerja bangunan yang sedang
meminum minuman penambah energi berwarna ungu yang diindikasikan berperisa
anggur namun mereka masih terlihat kelelahan. Lalu seorang teman menyarankan
mereka untuk minum extra joss. Dan mengatakan jargon extra joss ‘Laki nggak minum rasa-rasa, Laki minum Extra
Joss’. Setelah minum extra joss mereka jadi tampak lebih bersemangat.
Jelas
jargon itu merupakan wujud dari sebuah sindiran untuk Kuku Bima Ener G yang
menayangkan iklan dimana para laki-laki dalam iklan tersebut meminum minuman
energi yang mempunyai banyak variasi rasa. Namun dalam iklan Kuku Bima Ener G
meskipun para laki-laki meminum minuman rasa-rasa mereka tetap tampak
bersemangat dalam melakukan perkerjaan.
Selain
persaingan dalam hal rasa produk. Extra Joss dan Kuku Bima Ener G juga memiliki
konsep yang sama dalam memilih aktor dalam iklan mereka. Dalam iklan Extra Joss
mereka menggunakan atlet bulu tangkis ternama Indonesia yaitu Taufik Hidayat
dan dua orang pesebak bola Internasional Alessandro Del Piero dan
Christian Ronaldo. Tak mau kalah Kuku Bima Ener G pun juga menggunakan para
Atlet dalam Iklan mereka. Seperti petinju ternama di Indonesia Chris John,
Binaragawan Ade Rai dan Pesebak bola Nasional Bambang Pamungkas.
Masyarakat
disuguhkan dua produk yang berasal dari brand
ternama dari Indonesia. Tentu hal itu sangat berdampak pada kepercayaan
masyarakat tentang kedua produk itu. Masyarakat tidak perlu meragukan
produk-produk itu pasalnya kedua produk berasal dari brand yang memproduksi produk kesehatan lainnya. Pengaruh merk
tidak hanya berpengaruh pada keyakinan masyarakat melainkan merk yang sudah
ternama mampu mendongkrak persaingan produk lokal dengan produk Internasional
yang sudah ada di Indonesia.
Omset
penjualan yang banyak dengan iklan yang jarang-jarang. Penayangan iklan minuman
ini relatif jarang pasalnya tidak setiap saat iklan ini ada. Namun hal ini
berbanding terbalik dengan jumlah konsumen mereka. Meskipun jarang diiklankan
peminat mereka selalu banyak jika dilihat dari skala penjualan mereka. Dalam
teori periklanan teori yang cocok untuk menggambarkan keadaan ini adalah teori
efek minimal.
Menurut
Michael Scudson mengemukakan teorinya, terdapat korelasi negatif antara biaya
pemasangan iklan dengan volume penjualan produksi. Artinya semakin besar biaya
pemasangan iklan akan mempengaruhi makin kecilnya volume penjualan, dan
sebaliknya semakin kecil biaya yang dikeluarkan untuk memasang iklan
mengakibatkan semakin besar volume penjualan.
Extra
Joss dan Kuku Bima Ener G memiliki ciri khas yang menonjol dalam pengiklanan
produk mereka. Untuk Iklan Extra Joss mereka lebih cenderung menggambil sisi manly untuk menggambarkan produk mereka.
Iklan mereka biasanya seputaran dunia para pekerja bangunan, nelayan dan atlet
sehingga iklan terkesan keras. Dari pemilihan warna sebagai latar iklanpun
Extra Joss lebih cenderung menggunakan warna-warna yang gelap. Semakin
menangguhkan minuman ini dikhususkan untuk laki-laki.
Sedangkan
Kuku Bima Ener G sering menayangkan iklan tentang keindahan alam di Indonesia.
Tidak hanya sekali dua kali. Seperti sudah menjadi sebagai trade mark bagi Kuku Bima Ener G. Dalam iklannya mereka mengambil
setting keindahan alam NTT, Maluku, Papua, Pasar Terapung di Kalimantan, budaya
Betawi dan Semarang serta lain sebagainya. Dari segi pemilihan warna Kuku Bima
Ener G lebih mengedepankan warna yang cerah dan indah. Namun tanpa melepas
kesan ‘laki’ pada minuman tersebut. Mereka juga menggunakan sudut para pekerja
berat. Serta nilai plus untuk iklan Kuku Bima Ener G adalah hampir disetiap
iklan pemirsa disuguhkan dengan lagu-lagu pop Indonesia ataupun lagu berbahasa
daerah.
Teori
selanjutnya adalah Pada teori A-T-R ini menjelaskan bahwasannya khalayak atau
masayarakat dapat dipengaruhi oleh iklan. Hasilnya kita akan menemukan
sekelompok orang yang relatif tetap memakai atau membeli produk-produk hasil
iklan tersebut. Untuk mendapatkan kelompok orang yang menggunakan produk atau
jasa secara tetap harus dilakukan penyampaian pesan yang disebut A-T-R
(awareness, trial, reinforcement).
Upaya
pertama, menggugah kesadaran khalayak bahwa produk yang diinginkan itu ada di
sekeliling mereka. Upaya kedua ialah Setelah menggugah kesadaran, setiap iklan
harus kuat mempengaruhi khalayak tertutama pada segi konatifnya, sehingga
khalayak langsung mencoba (trial). Dan upaya ketiga adalah proses peneguhan
atau pengukuhan (reinforcement) suatu iklan yang ditampilkan harus mempunyai
kekuatan peneguhan suatu sikap tertentu, yakni suatu sikap positif terhadap
produk itu sendiri.
Dalam
teori tersebut menjelaskan bahwa iklan dapat mengubah pola pikir pemirsa. Semakin meluas dan semakin terkenal mereknya hal ini mempengaruhi perilaku
pembelian pelangan. Artinya konsumen atau pelanggan merasa nyaman dengan apa yang telah
dilakukan produk tersebut untuk mereka, konsumen merasa sesuai dengan harga
produk, konsumen mudah mendapatkan produk, serta produk senantiasa berada dalam mind set konsumen.
Teori lain yang dapat diterapkan adalah teori Teori
Lingkungan Informasi Pembeli. Teori ini memberi penjelasan bahwa setiap orang
dapat memutuskan untuk membeli sesuatu ataupun memakai suatu produk tidak hanya
berdasarkan iklan yang individu lihat saja. Dalam kenyataanya terdapat berbagai
sumber informasi non-iklan yang mungkin saja berdampak lebih luas dan positif
dalam menentukan pengambila keputusan terhadap produk, seperti diantaranya:
1.
Pengalaman pribadi pembeli
2.
Komunikasi antar pribadi dalam jaringan
keluarga
3.
Berita media massa yang lain
4.
Kredibilitas konsumen
5.
Perusahaan saingannya.
6.
Kredibilitas media yang digunakan dalam
masyarakat
7.
Lingkungan informasi yang beragan
tentang produk
8.
Kegiatan personal selling, promotion,
salesman dan sejenisnya
9.
Informasi persaingan harga yang
diperoleh dari media non masa.
Dalam
hal ini kertertarikan konsumen terhadap produk yang diiklankan biasanya karena
pengaruh lingkungan. Mengingat sasaran konsumen yang kedua produk ini tuju
yaitu para pekerja berat yang kebanyakan bekerja dalam kelompok-kelompok iklan
akan lebih luas menyebar hanya melalui lisan.
Teori
berikutnya adalah Teori Selective Influence dalam teori tersebut memiliki empat
prinsip yaitu Selective attention, Selective Perception, Selective Recall, Selective Action.
Selective attention,
dalam menerima pesan seorang individu memiliki berbagai macam respon terhadap
pesan. Pertama, perbedaan individu
dalam merespon pesan-pesan iklan terjadi hanya karena perbedaan dalam struktur
kognitif yang mereka miliki. Cara pandang, berpikir, berpengetahuan,
kepercayaan setiap orang terhadap sesuatu yang baru, termasuk pesan-pesan iklan
tidaklah sama.
Kedua,
karena keanggotaan seseorang dalam masyarakat dalam berbagai kelompok sosial
maupun kemasyarakatan maka ada dugaan memilih perhatian terhadap pesan
tertentupun akan dipengaruhi oleh kelompoknya. Ketiga, bahwa orang lebih
berminat jika suatu pesan iklan dapat membangun citra hubungannya dengan pihak
lain. Pesan iklan membuat orang harus memperhatikannya karena pesan itu
mengakibatkan orang itu aktif berhubungan dengan anggota keluarganya, maupun
dengan kenalannya.
Selective perception, Aspek
lain yang perlu diperhatikan dalam pemilihan pesan iklan adalah pilihan
terhadap suatu pesan yang didasarkan pada persepsi tertentu. Karena adanya
perbedaan dalam faktor-faktor kognitif, seperti minat dan kepercayaan,
pengetahuan, sikap, kebutuhan, serta nilai-nilai, maka individu secara selektif
pula akan mempersepsi pesan iklan yang disampaikan. Jadi terdapat perbedaan
peneriamaan pesan yang dipersepsi oleh penerima karena terdapat perbedaan
kognisi tersebut. Perbendaan kognitif berasal dari proses persepsi individu
terhadap pesan yang mereka peroleh.
Dalam
selective recall ini bahwa seseorang
cenderung memilih kembali hanya pesan-pesan yang diingat saja. Jadi prinsip ini
meskipun parallel dengan seleksi pada perhatian, namun setiap orang memilih
pesan iklan yang paling berkesan saja baginya. Seseorang yang menyukai sudut
pandang iklan Extra Joss akan lebih memilih Extra Joss sebagai minuman energi
mereka. Begitu pula sebaliknya yang terjadi pada Kuku Bima Ener G. Karena
pilihan seorang individu akan kembali pada kecenderungan mereka masing-masing.
Teori
Selective action dalam periklanan
mungkin mengarahkan seseorang ataupun khalayak untuk memutuskan jenis produk
apa yang akan dipilihnya setelah melalui proses pertimbangan, seperti
keuntungan dan kerugian dari semua produk yang sama atau suatu iklan menawarkan
hadiah tertentu.
sumber: www.sidomuncul.com
www.bintang7.com
Buku Teori Komunikasi Massa Morissan.